Status Sektor Pertanian Indonesia Saat Ini
Status
Sektor Pertanian Indonesia Saat Ini - Pembangunan
berkelanjutan di Indonesia tidak hanya berkaitan dengan pembangunan ekonomi,
sosial dan lingkungan di dalam negeri saja tetapi juga berkaitan dengan
hubungan antar negara di tataran internasional, kondisi lingkungan hidup,
semakin berkurangnya luas hutan, keanekaragaman hayati di daratan maupun di
laut, serta angka kepunahan sumberdaya hayati yang melebihi ambang batas.
Kondisi tersebut juga diperburuk oleh perubahan iklim, polusi, pengasaman dan eksploitasi
wilayah pantai. Berbagai perubahan mendasar yang terjadi pada sumber daya alam
lainnya juga telah menyebabkan penurunan kuantitas dan kualitas sumberdaya dan
lingkungan strategis.
1. Usaha Pertanian
Kondisi
pertanian di Indonesia masih didominasi oleh
usahatani keluarga, yang berjumlah 25.579 juta rumah tangga pertanian atau
sekitar 50 persen dari jumlah rumah tangga di perdesaan. Sektor pertanian masih
menjadi penyerap tenaga kerja sekitar 39 juta orang, yang terbesar dari seluruh
sektor perekonomian. Saat ini, persoalan ketersediaan lahan untuk pertanian
pangan masih merupakan salah satu faktor pembatas utama peningkatan produksi
pangan dan upaya peningkatan kesejahteraan petani. Pada kondisi demikian sangat
wajar bila daya dukung lahan sawah dalam menyerap tenaga kerja menjadi terbatas. Skala usaha pertanian yang
diusahakan sebagian besar masih menguasai lahan di bawah 0,5 ha (petani gurem),
yang proporsinya cenderung meningkat. Dengan demikian pengelolaan sistem usaha
tani kedepan harus dilakukan dengan pendekatan sistem diversifikasi usaha
pertanian (plurifarming) terpadu yang
mengedepankan reformasi mendasar, yaitu melalui pengelolaan sistem usaha tani
pada rumah tangga petani skala kecil yang dikelola secara efisien dengan skala
ekonomi yang tepat. Diperkirakan jumlah
petani gurem pada tahun 2045 akan berjumlah sekitar 19 juta rumah tangga,
dengan proporsi masih sekitar 46 persen dari total rumah tangga pertanian.
2. Ketahanan Pangan
Ketahanan
Pangan nasional harus berlandaskan kemandirian pangan, terutama untuk bahan
pangan pokok strategis, seperti beras, jagung, kedelai, gula, dan daging sapi. Ketersediaan
energi dan protein dapat dikatakan telah mencukupi kebutuhan konsumsi, namun
angka konsumsi pangan masih dibawah angka kecukupan gizi, karena daya beli
masyarakat masih rendah. Di samping itu, dilihat dari ingkat pendapatan dan
pengeluaran, akses pangan juga dipengaruhi oleh tingkat kemiskinan dan rawan
pangan. Permasalahan distribusi pangan lainnya yang dihadapi saat ini antara
lain ; (a) terbatasnya kemampuan daerah dan masyarakat dalam mengelola cadangan
pangan, (b) rendahnya efisiensi dan efektivitas sistem perdagangan antar daerah
dan antar pulai baik transportasi darat maupun laut, (c) perdagangan komoditas
pangan strategis di pasar internasional yang tidak adil, dan (d) struktur pasar
nasional yang asimetris. Untuk membangun sistem ketahanan pangan sampai dengan
tahun 2045 dibutuhkan prasaranan yang efektif dan efisien dari hulu hingga
hilir, melalui berbagai tahapan produksi dan pengolahan, penyimpanan,
transportasi, pemasaran dan distribusi kepada konsumen. Dalam upaya memantapkan
ketahan pangan dibutuhkan strategi ketahan pangan yang relevan meliputi; (1)
pemantapan ketersediaan pangan berbasi kemandirian, (2) peningkatan kemudahan
dan kemampuan mengakses pangan, (3) peningkatan kualitas dan kuantitas konsumsi
pangan menuju gizi seimbang berbasis pangan lokal, (4) peningkatan status gizi
masyarakat, dan (5) peningkatan mutu dan keamanan pangan.
Aktivitas Petani yang menjadi faktor penentu Ketahanan Pangan |
3. Kesejahteraan Petani
Dengan
menurunnya pangsa tenaga kerja yang bekerja di sektor pertanian primer
diharapkan akan meningkatkan produktivitas sektor pertanian dan menurunkan
jumlah petani yang hidup dalam kemiskinan absolute,
sehingga akan terjadi peningkatan kesejahteraan petani dan masyarakat pedesaan,
yang akhirnya akan memiliki tingkat kesejahteraan yang relatif sama dalam
sektor industri dan jasa lainnya. Dengan
demikian, ke depan sudah menjadi suatu kebutuhan dan keharusan untuk merumuskan
paradigma baru pembangunan pertanian nasional yang secara mendasar dan
berkelanjutan mampu meningkatkan pendapatan nasional yang secara mendasar dan
berkelanjutan mampu meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.
Kesejahteraan Petani yang masih perlu diperhatikan |
Komentar
Posting Komentar